Sikap 'Anti Kritik' sebagai bentuk keegoisan diri

Ditulis oleh Yusuf Kurnia Adji (26 Agustus 2022), sebagai renungan untuk kita semua


Baru-baru ini jagat Twitter dihebohkan oleh sebuah cuitan keluhan oleh pengguna Kereta Api terhadap layanan PT KAI. Dalam twit keluhannya ia mengeluhkan Kenapa KAI masih menggunakan kursi ekonomi tegak yang membuat badannya sakit dengan perjalanan lebih dari 5 jam. Namun lucunya, Twit tersebut ada yang membalasnya dengan mengatakan Gen-Z dan Gen Alpha adalah orang yang Kufur nikmat dengan membandingkan pelayanan Kereta Api di zaman sekarang dengan pelayanan kereta Api di beberapa tahun yang lalu. Orang yang membalas twit tersebut ternyata merupakan seorang pegawai dari PT KAI dan balasan twit tersebut juga menjadi viral. 

Balasan twit tersebut membuat beberapa pengguna twitter merasa geram karena sebuah keluhan ataupun kritikan yang seharusnya menjadi masukan yang baik untuk PT KAI agar bisa lebih maju dan meningkatkan pelayanannya justru malah disebut sebagai sesuatu hal yang kufur nikmat. 

Sikap pegawai PT KAI tersebut mungkin bisa disebut sebagai sikap ataupun mental "Anti Kritik". Iya, sebuah sikap di mana kita merasa apa yang kita sukai dan miliki adalah sesuatu hal yang sempurna dan tidak butuh untuk dikritik oleh orang lain. Sikap anti kritik sendiri merupakan suatu bentuk keegoisan di dalam diri manusia yang tentunya negatif. Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks, kita menganggap diri kita sebagai makhluk sosial namun kita juga memiliki apa yang disebut sebagai keegoisan diri. Egois yang berarti mementingkan diri sendiri diatas kepentingan orang lain. 

Kita sebagai manusia terkadang ingin menonjolkan diri kita di antara manusia lainnya, Kita ingin diri kita diakui, Kita ingin diri kita dihargai dan diberi kehormatan oleh orang lain. Masalahnya adalah kita justru terkadang menolak untuk ditegur, diingatkan, dievaluasi, disalahkan, ataupun dikritik. Ya, sadarkah kalian bahwa sikap anti kritik tersebut sering kita jumpai bahkan mungkin saja tanpa kita sadari kita memiliki sikap tersebut. 

Coba bayangkan apabila kamu memiliki sebuah karya yang ditontonkan ke publik lalu ada seseorang yang mengkritisi karya-mu, apakah kamu merasa kesal atau kamu menerima kritikan tersebut dengan kepala dingin?

Atau dengan contoh lain misalnya saja ada seseorang yang mengkritik kinerja dan hasil dari perusahaan tempat mu bekerja, apakah kamu akan menerima kritikan tersebut? atau justru merasa sangat kesal sampai harus mencaci maki orang yang memberikan kritikan tersebut?


Ya, terkadang kita tidak menyadari bahwa kita memiliki sikap anti kritik. Tentunya sikap tersebut sudah semestinya kita buang jauh-jauh. Biasakan diri kita untuk menanggapi sesuatu dengan kepala dingin. Apalagi terhadap sebuah kritikan ataupun keluhan, jadikan hal tersebut sebagai sebuah masukan baru bagi diri kita yang mungkin saja kita belum pernah mengetahuinya.

Apakah yang kita lihat sudah sempurna? Pernahkah kamu mencoba melihat hasil karya/kinerja mu dari sudut pandang orang lain? 

Siapa tahu kritikan/masukan yang tentunya terkadang menyakiti hati kita justru bisa membuat karya/kinerja kita menjadi lebih baik kedepannya. Apalagi jika kita bekerja di sebuah perusahaan yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat, seperti PT KAI. Mungkin apa yang disampaikan pegawai PT KAI tersebut banyak benarnya, saya pun setuju dengan banyak poin yang disampaikan olehnya, namun tetap saja, mengatakan kufur nikmat kepada satu bahkan dua generasi (menggeneralisir) sebagai upaya defensif terhadap suatu kritikan adalah sikap yang tidak dapat dibenarkan.

PT KAI pun merespon akan membeli kereta baru dan akan mengganti kelas Ekonomi Tegak demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bisa kita lihat betapa kritikan ataupun keluhan yang menjadi masukan bisa mendorong kemajuan suatu perusahaan untuk terus maju dan meningkatkan pelayanan serta kinerjanya.

kabar terbaru menyebutkan bahwa akun LinkedIn dari pegawai KAI tersebut berubah menjadi "Open To Work". Bisa kita lihat bagaimana sikap anti kritik merugikan dirinya khususnya karir dia yang sudah dibangun selama ini.

Oh iya, jauh sebelum kejadian ini, kita juga sempat dihebohkan oleh seorang pembuat film terkenal yang merasa kesal filmnya dikritik oleh banyak orang. Hehehe.. 

Jadi buat teman-teman semua, yuk kita hindari dan buang jauh-jauh sikap anti kritik yang ada di diri kita! Jadikan sebuah kritikan dari orang lain terhadap karya/kinerja kita sebagai suatu masukan baru yang bisa mendorong kita jadi lebih maju dan baik.









No comments:

Post a Comment